Berikut
beberapa panduan perencanaan dalam pembangunan rumah sendiri dengan biaya
terjangkau, yaitu:
1. Cek lokasi kavling rumah tersebut.
Cek segi peruntukkan kavling, apakah memang diperuntukkan untuk
pembangunan
rumah atau tidak (hal ini tidak berlaku kalau kavling rumah terletak dalam
kawasan perumahan). Hal ini bisa kita lakukan dengan melakukan pengecekan ke
Dinas Tata Kota. Hal lain yang perlu dipastikan adalah Koefisien Dasar Bangunan
(KDB), dan lain‑lain. Jika hal ini tidak dipenuhi, kita akan sulit
mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Tanpa IMB, kita tidak bisa
membangun rumah dan mendapatkan bantuan KPR.1. Cek lokasi kavling rumah tersebut.
Cek segi peruntukkan kavling, apakah memang diperuntukkan untuk
2. Cek kondisi tanah eksisting, apakah sebelumnya tanah tersebut bekas rawa atau sawah. Jika kondisi kavling tanah seperti ini, akan membutuhkan konstruksi khusus, yang berimbas pada harga konstruksi yang lebih mahal dibandingkan jika tanah kavling merupakan tanah bukan rawa atau bekas sawah.
3. Pembangunan rumah harus dibuat terencana, yang disesuaikan dengan ukuran, kondisi tanah, situasi lingkungan, serta pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Namun jika kita ingin membuat rumah 2 lantai, disarankan menggunakan jasa arsitek dan pemborong profesional. Tidak jarang, banyak yang berasumsi kalau kita menggunakan jasa arsitek pasti biayanya mahal. Padahal tidak.
Penggunaan jasa arsitek dalam pembangunan rumah justru menghindari pembuatan bangunan yang tidak diperlukan sehingga akan menghindari kegiatan salah bangun atau bahkan tambal sulam. Selain itu, rumah yang akan kita bangun akan lebih baik, tertata, terjamin kualitas, bahkan sesuai dnegan aspek fungsi dan aspek estetis
Kemudian ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan jika kita membangun tipe rumah menengah dengan kavling yang terbatas:
1. Jangan membuat ruang tamu dengan luasan yang besar. Hal ini berangkat dari fakta, biasanya ruang tamu jarang digunakan kecuali pada momen‑momen tertentu (hari besar keagamaan, dan lain‑lain). Dalam keseharian, biasanya ruang tamu tidak berfungsi maksimal karena seiring dengan perkembangan zaman dimana kegiatan bertamu dalam bentuk kunjungan ke rumah seseorang atau menjamu tamu di ruang tamu sudah mulai berkurang intensistasnya, khususnya diperkotaan.
2. Disarankan membuat ruang keluarga yang cukup besar. Hal ini mengingat ruang keluarga bisa menjadi ruang serbaguna yang berfungsi ganda, yaitu menjadi ruang makan, ruang nonton, ruang santai, bahkan bisa untuk mewadahi kegiatan yang melibatkan orang banyak, misalnya arisan, kegiatan ibadah, dan lain‑lain. Bahkan tidak jarang, ruang keluarga menjadi ruang favorit keluarga untuk beraktivitas bersama, sehinnga tidaklah salah kalau kita membuat ruang keluarga berukuran cukup besar.
3. Pastikan sirkulasi udara dan cahaya dalam rumah direncanakan dengan baik, sehingga kita bisa meminimalisasi penggunaan AC dan lampu.
4. Penggunaan garasi kita alihkan menjadi carport, jika memang luasan kavling tanah terbatas. Ruang yang awalnya dijadikan garasi bisa disulap menjadi ruang tidur, atau ruang lain sehingga penggunaan ruang‑ruang dalam rumah menjadi maksimal.
5. Jangan gunakan seluruh kavling untuk membangun rumah. Selalu sediakan ruang terbuka untuk taman sekaligus penyerapan air dan lokasi kehadiran pepohonan. Taman akan menjadikan rumah lebih fresh, tidak sumpek, dan lebih sehat
6. Jika pembangunan rumah sudah melewati batas KDB, namun kita masih harus membangun beberapa ruang lain, kita harus membuat pembangunan menjadi bertingkat ke atas. Disarankan, lantai dasar digunakan sebagai ruang publik, yang diisi ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dan lain‑lain. Lantai 1 digunakan sebagai ruang privat, yang diisi ruang tidur.
7. Tetap sesuaikan kondisi bangunan rumah dengan kondisi lingkungan sekitar
8. Gunakan bahan bangunan subsitusi, terlebih jika bahan bangunan yang kita gunakan akan berbujet tinggi. Misalnya saat kita mengimpikan menggunakan homogenoius tile/granit sebagai lantai rumah namun ternyata diluar bujet, kita dapat gunakan keramik standar yang ada di pasaran yang memiliki bentuk, ukuran, dan tekstur yang serupa dengan homogenius tile namun tentunya dengan harga yang lebih terjangkau.
9. Tetap fokus pada rencana awal dan jangan tergoda untuk melakukan penambahan di tengah jalan, khususnya yang berkaitan dengan finishing yang berakibat pembengkakan budjet. Misalnya semula kita merencanakan ruang keluarga dengan dinding biasa, di tengah perjalanan kita tertarik menggunakan batu alam hias melapisi dinding ruang keluarga. Hal ini akan membuat budjet pembangunan rumah membengkak
10. Pastikan komunikasi antara pemilik rumah, arsitek, dan kontraktor terjalin dengan baik dan lancar sehingga bisa menghindarkan kemungkinan kesalahpahaman dalam proses pembangunan rumah. Hal ini bisa diwujudkan dalam bentuk pemilik rumah harus banyak berdiskusi dengan arsitek dan kontraktor, sehingga harapan si pemilik rumah bisa diwujudkan, namun masih dalam lingkup biaya dan proses pembangunan yang terkontrol dan telah disepakati bersama. Komunikasi baik dan lancar juga membantu, terutama jika pemilik rumah kebetulan pihak yang awam dengan kegiatan pembangunan rumah.
Sumber
:tribun pekanbaru
0 comments
Post a Comment